Chery Bawa Taksi Terbang dan Bus Terapung ke Indonesia: Solusi Inovatif untuk Konektivitas
Chery – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang mengkaji potensi kehadiran taksi terbang dan bus terapung yang diusulkan oleh Chery Motor di Indonesia. Dua kendaraan futuristik ini dianggap mampu menjadi solusi konektivitas, khususnya di wilayah kepulauan dan daerah terpencil. Namun, regulasi yang mendukung penggunaan teknologi ini di Indonesia masih perlu disiapkan.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyatakan bahwa kendaraan ini membutuhkan kajian mendalam serta koordinasi lintas kementerian. “Penyesuaian regulasi, khususnya dengan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perhubungan, sangat diperlukan karena ini menyangkut transportasi publik,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Kendaraan Futuristik untuk Tantangan Geografis
Chery melihat potensi besar kendaraan ini di Indonesia, yang memiliki banyak tantangan geografis serupa dengan China. CEO Chery International Commercial Vehicle, She Cairong, mengatakan, “Taksi terbang dan bus terapung ini dapat membantu mengatasi tantangan konektivitas di wilayah yang sulit dijangkau.”
Konsep “Land and Air Vehicle”
Pada Chery Global Innovation Conference di Wuhu, China, konsep mobil terbang yang disebut “Land and Air Vehicle” telah diperkenalkan. Kendaraan ini dirancang untuk vertical take-off and landing (VTOL), yang memungkinkannya lepas landas dan mendarat secara vertikal tanpa landasan pacu. Dengan energi ramah lingkungan berbasis listrik, kendaraan ini dapat terbang sejauh 80 kilometer dalam satu kali pengisian daya.
Beberapa fitur utama dari “Land and Air Vehicle” meliputi:
- Kapasitas: Dapat membawa dua orang dengan sistem autonomous tanpa pilot.
- Kecepatan: Maksimum 120 km/jam.
- Waktu Penerbangan: Sekitar 40 menit dengan ketinggian di bawah 1.000 meter.
Tantangan Regulasi dan Masa Depan
Selain taksi terbang, bus terapung juga menjadi perhatian. Konsep ini dirancang untuk beroperasi di wilayah dengan banyak sungai atau daerah pesisir, sehingga membantu pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah.
Namun, regulasi menjadi tantangan utama. Perlu penyesuaian hukum dan infrastruktur untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan penggunaannya di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dan Chery Motor diharapkan dapat membuka jalan bagi realisasi transportasi canggih ini.
Dengan teknologi seperti ini, Indonesia tidak hanya berpotensi meningkatkan konektivitas, tetapi juga menempatkan diri di peta transportasi futuristik dunia. Chery dan Kemenperin optimistis, jika diterapkan dengan baik, teknologi ini dapat mendukung transformasi mobilitas di Tanah Air.
Chery tidak hanya menargetkan inovasi pada sektor transportasi udara dan perairan, tetapi juga memperluas dampaknya pada perkembangan ekonomi dan ekosistem teknologi di Indonesia. Kehadiran taksi terbang berbasis listrik (eVTOL) dan bus terapung menawarkan potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru di bidang manufaktur, perawatan kendaraan, dan pengelolaan transportasi modern.
She Cairong, CEO Chery International Commercial Vehicle, menyoroti pentingnya kolaborasi dengan mitra lokal untuk memastikan keberhasilan adopsi teknologi ini. “Kami ingin memastikan bahwa kendaraan ini tidak hanya menjadi solusi teknologi, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi lokal dengan melibatkan industri dalam negeri,” jelasnya.
Di sisi lain, pengenalan teknologi eVTOL dapat membuka jalan bagi pengembangan bandara kecil atau vertiport, yang memungkinkan kendaraan ini beroperasi secara efisien di wilayah yang sulit dijangkau. Sementara itu, bus terapung akan membantu meningkatkan transportasi di daerah-daerah pesisir yang belum memiliki infrastruktur jalan memadai.
Dukungan dari pemerintah Indonesia akan menjadi kunci untuk memfasilitasi implementasi kendaraan-kendaraan ini. Dengan pendekatan yang tepat, taksi terbang dan bus terapung tidak hanya memberikan solusi transportasi, tetapi juga mempercepat transformasi teknologi, memperkuat konektivitas antarwilayah, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi Indonesia.
